NEWSKOTA.COM – Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji, Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan, mengungkapkan bahwa Indonesia mendapat teguran dari pemerintah Arab Saudi terkait tingginya angka kematian jemaah haji tahun 2025.
Menurut Gus Irfan, pemerintah Arab Saudi hanya mentolerir angka kematian jemaah asal Indonesia sekitar 60 orang. Namun kenyataannya, angka kematian jemaah haji Indonesia tahun ini mencapai lebih dari 470 orang. “Seharusnya angka kematian yang ditolerir sekitar 60. Sementara kita tahun ini 470-an. Berarti delapan kali lipat dari angka yang ditolerir pemerintah Saudi,” ujar Gus Irfan, Senin (25/8/2025).
Berdasarkan laporan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), tercatat sebanyak 447 jemaah asal Indonesia meninggal dunia selama pelaksanaan ibadah haji 2025. Dari jumlah tersebut, 274 orang atau 62,30 persen merupakan jemaah laki-laki, sedangkan 173 orang atau 38,70 persen adalah perempuan.
Mayoritas jemaah yang wafat adalah lanjut usia, mencapai 290 orang atau 64,88 persen dari total angka kematian. Sementara itu, 157 jemaah lainnya atau 35,12 persen berusia antara 41 hingga 64 tahun.
Gus Irfan menambahkan, persoalan tingginya angka kematian ini juga sempat disinggung langsung saat ia mendampingi Presiden Prabowo Subianto bertemu Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud. “Ketika saya mendampingi Presiden Prabowo bertemu Prince MBS, sama, disinggung lagi. Indonesia menjadi penyumbang separuh dari kematian selama musim haji,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, BP Haji akan menggandeng Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) untuk menjalankan program Manasik Kesehatan. Program ini akan mewajibkan calon jemaah haji menjalani treatment kesehatan khusus selama kurang lebih satu tahun sebelum keberangkatan.
Langkah tersebut diharapkan mampu menekan risiko kesehatan jemaah, terutama yang berusia lanjut, sehingga angka kematian pada musim haji mendatang dapat ditekan sesuai standar yang diharapkan pemerintah Arab Saudi. (PJG)